Judul : So, I
Married the Anti-fan
Penulis : Kim Eun
Jeong
Penerjemah: Putu
Pramania Adnyana
Penerbit :
Penerbit Haru
Tahun Terbit :
2015
Cetakan : Pertama
Spesifikasi : 20
cm, 525 halaman
Jumlah Bab : 17
(Tujuh belas)
Harga : Rp 81.000,-
Durasi Baca : 22-29 November 2015
Kepemilikkan : Milik Sendiri
Rate : 4.5 of 5
^^
.
.
.
..
.
Sinopsis;
Aku tinggal dengan idola
paling terkenal se-Korea.
Tapi … aku adalah
antifan-nya.
H, salah satu bintang pemicu
hallyu wave akan tinggal dengan antifan-nya dalam sebuah variety show.
Mr. H: Tentu saja aku bisa
menangani antifan-ku. Aku ini pria yang penuh dengan kejutan
Ms. L: Sebagai antifan-nya,
aku akan membuka semua rahasia busuknya. Lihat saja nanti
Begitu berita itu keluar,
para fans Mr. H segera membentuk pertahanan untuk melindungi idolanya.
Dan jika Ms. L melukai Mr. H
barang sedikit pun maka mereka tidak segan-segan untuk bertindak.
.
.
Aku telah melihat perlakuanmu terhadap perempuan di klub itu. Dan sekarang kau membuatku dipecat dari kantor karena takut berita ini tersebar luas. Lihat saja, aku pasti akan balas dendam. (p. 32)
Geun Yong adalah seorang wartawan yang kurang berkompeten
dalam menjalankan tugasnya. Walaupun begitu, ia tetap menjalankan tugasnya
untuk meliput peresmian klub JJ—seorang
artis. Namun, siapa yang menyangka, di klub itu pun ia melihat Hu Joon. Tidak aneh sebenarnya
mengingat Hu Joon dan JJ adalah teman dekat, namun yang mengagetkannya, ketika
Geun Yong hendak ke wc untuk muntah karena banyak minum, ia melihat lelaki itu
sedang membentak seorang perempuan. Tidak ingin ikut campur, ia pun berbalik. Rasa
mualnya kemudian membuatnya tidak sadar bahwa ia memuntahi sepatu juga mobil
lelaki itu! Permintaan maafnya dihiraukan lelaki itu. Keesokan harinya, ia pun
dikeluarkan secara tidak terhormat dari kantor tempatnya bekerja.
“ … tapi kalau anti-fan itu adalah orang yang mengetahui sifat asli seseorang, mengkritiknya, dan berusaha melepaskan ‘topeng’ yang selama ini menutupi sifat aslinya itu, maka bisa dikatakan juga bahwa saya ini adalah anti-fannya.” (p. 58)
Merasa tidak
diperlakukan dengan adil, Geun Yong pun mulai menyalahkan Hu Joon. Setelah
melihat prilaku kasar lelaki itu pada seorang perempuan dan juga bagaimana
kesalahan kecil seperti itu membuatnya dipecat dari pekerjaannya membuat
perempuan itu kesal dan mendeklarasikan diri menjadi anti-fan Hu Joon. Namun,
tanpa disadari, hal yang dilakukannya pun menjadi sorotan publik. Seorang PD
pun menghubunginya untuk ikut serta dalam sebuah reality show bersama dengan Hu Joon. Didasari atas kebutuhan
ekonomi yang mendesak untuk membayar tagihan listrik dan officetel-nya dan juga keinginan untuk mengungkap jati diri lelaki
yang sebenarnya ke hadapan publik, Geun Yong pun setuju untuk ikut serta.
“Kalau kau mencari sesuatu yang menyentuh hati, cari saja di film documenter. Mereka tidak perlu selebriti, cukup sorot saja kisah orang biasa. Karena ingin sesuatu yang lebih menarik, makanya mereka perlu selebriti. Kau tidak tahu arti kata ‘selebriti’?” (p. 77)
Namun ternyata
semuanya tidak semudah yang Geun Yong kira. Dalam reality show tersebut, ia
diharuskan berperan untuk menjadi manajer Hu Joon! Usaha untuk mengungkap jati
diri Hu Joon pun menjadi sulit karena lelaki itu juga berusaha untuk
menjatuhkannya juga. Saat keadaan sulit, Ji
Hyang, manajer asli Hu Joon selalu membantunya. Namun, setelah semua yang
terjadi, ia tidak bisa menumpang tinggal di rumah temannya. Maka, ia menjadikan
tempat set syuting sebagai tempat tinggalnya—yang set tersebut ternyata
ditinggali juga oleh Hu Joon! Akhirnya, mereka berdua tinggal di apartemen
tersebut. Dalam kebersamaan tersebut, ia pun sedikit demi sedikit mulai
mengenal Hu Joon.
“Lupakan saja apa yang terjadi di masa
lalu. Kautahu apa yang terjadi kalau kau hanya memikirkan masa lalu? Rasanya
seperti terkurung di suatu ruangan. Berkompromilah dengan kehidupan. Bukankah
itu hal yang indah? Jarang ada orang yang mau berbicara dengan kehidupan dan
mengulurkan tangan. Kau itu beruntung, Geun Yong.” (p. 116)
Banyak hal yang kemudian dilaluinya bersama Hu Joon. Kebersamaan itu
pun menimbulkan rasa nyaman bagi keduanya hingga mereka pun bisa menceritakan
masalah satu sama lain. Geun Yong pun akhirnya mengetahui hubungan rumit antara
Hu Joon dengan In Hyong, perempuan
yang waktu itu pernah dilihatnya dibentak Hu Joon. Lalu, apakah yang terjadi di
antara mereka?
.
.
.
“… tapi setelah ia pergi meninggalkanku, aku semakin tidak berani bicara mengenai hal ini. Takut ia yang sedang jatuh cinta dengan orang lain terluka. Aku bahkan tidak bisa mengatakan aku rindu, karena takut ia terluka karenaku.” (p. 171)
.
.
.
Baca
selengkapnya pada novel So, I Married The Anti-Fan karya Kim Eun Jeong ini! ^^
.
.
So, I Married The Anti-Fan adalah salah satu K-Iyagi (terjemahan
cerita dari Korea) yang diterbitkan oleh Penerbit Haru. Fyi, karya Kim Eun Jong yang satu ini akan dijadikan film dengan
Chanyeol sebagai pemeran utama.
Pada dasarnya, tema yang diangkat dalam novel ini sebenarnya cukup
mainstream—benci menjadi cinta. Namun, tema itu dibungkus dengan menarik—yaitu
dalam kehidupan seorang idola dan anti-fannya. Kebencian yang dimulai ketika
hidup Geun Yong menjadi berubah karena secara
tidak sengaja memuntahi sepatu dan mobil Hu Joon juga mendapati prilaku kasar
lelaki itu pada seorang wanita pada sebuah acara peresmian klub. Setelah dikeluarkan
dari pekerjaannya, Geun Yong pun menjadi anti-fan lelaki itu dan malah menjadi
sorotan karena ikut dalam sebuah reality
show bersama lelaki itu. Sangat menarik sekali melihat bagaimana seorang
anti-fan dan idola disatukan dalam satu reality
show. Dinamika hubungan yang ditunjukkan mereka sangatlah menarik.
Alur cerita dan konflik yang berkembang pun sangatlah menarik sehingga
membuat pembaca merasakan urgensi untuk terus membaca. Alur dan penulisan tidak
bertele-tele sehingga walaupun buku ini cukup tebal, namun bisa diselesaikan
dalam waktu yang relatif cepat. Konflik yang pada awalnya berkisar pada Geun
Yong dan kehidupannya yang menjadi rusak karena Hu Joon pun berkembang menjadi
mereka yang disatukan dalam acara reality show. Namun, yang lebih menarik
menurut saya adalah ketika pelan-pelan identitas dan hubungan perempuan yang
pernah dibentak Hu Joon di peresmian klub tersebut mulai terungkap. Konflik
semakin meluas dan plot twist yang
terjadi di akhir cerita pada In Hyong—perempuan itu membuat saya benar-benar
tenganga, sangat di luar prediksi. Selain itu, terjemahan yang tidak kaku juga membuat
pembaca bisa memahami jalan cerita dengan baik.
Untuk penokohan sendiri, saya kira semua tokoh disini memainkan
peranan yang penting. Hu Joon yang pada awalnya terlihat seperti idola yang
dingin dan kasar seperti yang diperlihatkan di awal cerita kemudian bisa
berubah pada sepanjang cerita—membuat pembaca bisa berempati padanya. Saya
sangat suka bagaimana penulis bisa menampilkan sosok idola sebagaimana manusia
pada umumnya yang memiliki masalah dan kekurangan tersendiri. Sosok Geun Yong
sendiri juga sangat menarik dan menurut saya sangat berani untuk
mendeklarasikan diri untuk menjadi seorang anti-fan secara terbuka (yang setahu
saya, di Korea sana sendiri hal tersebut sangat dihindari). Walaupun begitu,
entah mengapa saya lebih tertarik pada karakter In Hyong yang sejak awal sudah
membuat pembaca penasaran tentang siapa dan apa hubungannya ia dengan Hu Joon.
Tentu saja keputusan akhir karakter ini membuat plot twist yang sangat mengejutkan. Saya jadi penasaran bagaimana
Seohyun memerankan karakter ini =))
Banyak sekali hal yang tidak saya sampaikan karena menurut saya novel
ini adalah novel yang cocok kamu baca sendiri untuk merasakan bagaimana serunya
=) banyak hal-hal yang tidak terduga yang terjadi dan sebagai pengalaman
pertama membaca karya Kim Eun Jeong, saya kira ini pengalaman yang cukup
berkesan dan membuat saya penasaran dengan karya-karyanya yang lain. Nilai yang
bisa saya ambil dari karya ini adalah saya menyadari bahwa banyak pengorbanan
yang perlu kita lakukan untuk melindungi dan mencintai orang lain :”)
.
.
.
Baiklah, sekian review novel So,
I Married The Anti-Fan dari
saya!
Tertarik untuk
membaca novelnya? BURUAN BACAAA! :”)))))
Sudah membacanya?
Yuk atuh kita FANGIRLING-an! :”)))))))))))
.
.
.
“… Aku ingin menjadi manusia
yang bisa akrab dengan orang lain, daripada menjadi selebriti yang dipuja
seperti patung dari kejauhan. Betul-betul manusia, maksudku.” (p. 183)
“Kalau kau begitu
mencintainya, kau harusnya mencarinya. Kenapa hanya memandangnya dengan penuh
kesakitan?” (p. 242)
.
.
0 comments:
Post a Comment