Judul :
Bi!
Penulis :
Fei
Penerbit :
Penerbit Haru
Tahun Terbit :
2013
Cetakan :
Pertama
Spesifikasi :
19 cm, 280 halaman
Jumlah Bab : 17
(termasuk prolog dan epilog)
Harga :
Rp.45.000,-
Durasi Baca : 17-21
Oktober 2015
Kepemilikkan :
Meminjam dari Dhenda Fildza
Rate :
4.5 of 5 ^^
.
.
Sinopsis;
“Hoi! Hoi! Maafkan aku. Aku benar-benar
tidak bermaksud menakutimu,” ucapnya penuh penyesalan.
Lagi-lagi ia ceroboh menampakkan wujud aslinya. Tidak mudah memang
untuk mencoba bergaul dengan manusia ketika dirinya memiliki sepasang bola mata
yang mencuat, kulit wajah yang kemerahan, serta sepasang tanduk di kepala.
Gadis yang melihatnya malah pingsan ketakutan. Padahal gadis ini baru saja
membebaskannya dari sebuah bel angin yang mengurungnya selama 400 tahun. Ia harus
segera mengubah wujudnya agar bisa diterima manusia.
Pemuda berwajah cantik itu bilang dia adalah
‘dokkaebi’ dan mengaku bernama ‘Bi!’. Dia pasti pemuda gila, kan? Di dunia
modern begini siapa sih yang percaya kalau dokkaebi—makhluk yang terdapat di cerita
dongeng Korea—itu benar-benar ada?
Parahnya lagi, dokkaebi itu bertekad membalas dendam pada Jo Hyuk—teman
Min Jeong sejak kecil—yang menurutnya telah menyebabkannya dikurung selama
empat ratus tahun. Min Jeong tahu ia harus segera bertindak!
.
.
.
Hal ini dirasanya benar-benar tidak masuk akal. Kenapa ia harus terlibat dengan hal aneh seperti ini? Memang apa yang sebenarnya terjadi? Apakah ini sebenarnya hanya sebuah mimpi yang sangat panjang? Andai saja demikian, mimpi ini terasa begitu nyata (p.113).
Min Jeong adalah
seorang gadis pekerja keras dan mandiri. Sudah lama ia tidak menggantungkan
hidupnya pada orang lain. Ibunya sudah meninggal dan ayahnya larut dalam
kebiasaan judi dan mabuk. Ia hanya memiliki Hyuk, sahabat lelakinya sejak kecil dan Ae Ri, yang memiliki perasaan pada Hyuk. Cerita dimulai ketika ia mendapatkan sebuah bel angin dari bibi
Song. Ketika Min Jeong hendak memasangkan bel angin itu pada hanok—rumah tradisional Korea—nya, ia
tak sengaja melukai dirinya dan terhuyung jatuh. Namun, sosok yang muncul dari
bel angin tersebut menolongnya. Sosok yang membuatnya langsung pingsan ketika
melihatnya. Dokkaebi (semacam goblin), yang mengaku bernama Bi. Semuanya semakin rumit ketika Min
Jeong mengetahui bahwa Bi memiliki dendam pada Lee Gyeon, seorang lelaki di masa lalu yang sangat mirip dengan
sahabatnya, Hyuk.
“Memangnya kau tidak akan dendam pada seseorang yang telah membuatmu dikurung di dalam bel angin jelek selama empat ratus tahun?” (p. 64)
Bi sendiri merasa kaget dengan perubahan yang terjadi di
dunia ini. Banyak yang berubah—cara orang berpakaian, cara bicaranya. Ia yang
sudah dikurung selama 400 tahun tentu saja merasa cukup kaget. Untuk
menyesuaikan diri, ia pun merubah wujudnya menjadi seorang cowok ulzzang. Namun, dengan segala perubahan
yang ada, Bi tidak pernah melupakan dendamnya pada Gyeon—Hyuk. Min Jeong yang
mengetahui hal itu berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan Hyuk. Ia menyuruh
Hyuk untuk tidak pernah menemuinya lagi dan menghubunginya lewat Ae Ri. Ia
bahkan mencarikan mudang (dukun shaman) untuk mengusir Bi demi
menyelamatkan lelaki itu.
Ya, melihat sorot matanya saat ia menerjang Hyuk, Min Jeong tahu Bi mungkin bahkan sadar bisa sampai membunuh Hyuk. Dan Min Jeong tidak mau itu terjadi (p. 68)
Untuk menahan Bi sendiri, Min Jeong mengancam makhluk itu
dengan kacang merah (Dokkaebi takut pada benda itu) dan membuat perjanjian
dengan Bi agar menunda pembalasan dendamnya sampai Min Jeong selesai
menyelediki semua masalahnya. Karena itulah, sampai menunggu waktu pembalasan
dendamnya, Bi memutuskan untuk tinggal bersama Min Jeong dan di depan ayah
gadis itu, Bi berpura-pura menjadi pegawainya. Semakin lama Bi tinggal di dunia
baru ini, ia semakin bersemangat untuk melakukan banyak hal yang bahkan Min
Jeong tak pernah lakukan—berpakaian modis, bermain game online, clubbing.
“Kau senang hidup, Bi? Apa kau puas dengan hidupmu?”“Tentu saja,” jawab Bi sambil memandang Min Jeong dengan tatapan ‘pertanyaan-bodoh-macam-apa-sih-itu’. “Memangnya kau tidak senang hidup? Kau tidak puas dengan hidupmu? Hidup ini kan menyenangkan.”
Semakin Min Jeong dekat dengan Bi, semakin banyak hal yang
berubah dalam dirinya, juga hidupnya. Ia semakin terbiasa dengan kehadiran
makhluk itu. Bi bukan hanya membantunya dalam pekerjaan, tapi dalam urusan
personalnya. Bahkan, dengan keberadaan dan bantuan Bi, ayah Min Jeong bisa
berubah lebih terbuka dan perlahan-lahan, jarak Min Jeong dengan ayahnya yang
sudah lama begitu renggang, kini semakin terpupus.
Mungkin saja, mungkin penolakan Min Jeong ini merupakan bentuk pertahanan dirinya. Sebuah jarak yang sengaja diciptakannya sendiri dari orang di sekitarnya untuk melindungi dirinya. Seperti landak yang memunculkan duri-durinya ketika ia merasa terancam. Seperti kura-kura yang memilih masuk dalam tempurung ketika dipegang orang asing (p.212).
Semuanya berubah ketika Bi, yang merasa sudah akrab dengan
Min Jeong, menceritakan masa lalunya—bagaimana ia bisa dikurung dalam bel itu.
Setelah mengetahui hal tersebut, Min Jeong kerap melihat kilasan-kilasan dari
masa lalu. Kilasan-kilasan tersebut membuat Min Jeong bertanya-tanya, apakah
yang terjadi pada Bi dan Hyuk di masa lalu? Dan apa kaitan semua itu dengan
dirinya?
Lalu … apakah Bi berhasil membalaskan dendamnya pada Hyuk?
.
.
.
.
“Bi, bagaimana kau bisa membenci orang sebegitu lama? Aku merasa lama-lama mulai lelah. Semakin lama aku jadi semakin tidak ingat apa yang menjadi pokok permasalahannya. Apa yang selama ini benar dan salah, apa yang diperjuangan dan diperdebatkan, rasanya …, lama-lama semuanya semakin hari jadi semakin kabur dan tidak berarti. Tapi, kenapa sulit sekali untuk mundur dan melepas semuanya?”
.
.
Baca
selengkapnya pada novel Bi! karya Fei ini! ^^
.
.
Bi! adalah novel debut dari Kak Fei—setelah sebelumnya lebih banyak
berkolaborasi dengan penulis lain. Sebelum membaca novel ini, saya pernah
membaca tulisan Kak Fei di novel Intertwine dan saya cukup kaget ketika
menyadari betapa berbedanya Bi! ini.
Gaya tulisan Kak Fei dalam
novel ini memang tidak jauh berbeda dengan tulisannya di Intertwine. Tapi, cara
Kak Fei mengolah idenya ini menurutku sangat mengejutkan. Ide yang diambil
tidak mainstream dan dengan gaya
tulisan Kak Fei yang tidak bertele-tele dan cukup menyenangkan, premis yang
ditawarkannya menurutku bisa dieksekusi dengan baik.
Ide mengenai mitos dokkaebi dari Korea Selatan ini menurut
saya menarik. Well, saya belum pernah membaca novel remaja yang mengusung mitos
di dalamnya, apalagi mitos dari negeri seberang sana. Saya kira riset yang
dilakukan Kak Fei cukup baik. Saya yang tidak pernah mendengar soal dokkaebi kini bisa mendapatkan gambaran
cukup jelas tentang makhluk gaib yang satu itu. Penggambaran dokkaebi pada Bi! oleh Kak Fei ini
menurut saya sangat alami, tidak terlihat dipaksakan ada pada cerita—semuanya
mengalir begitu saja bersamaan dengan perkembangan plot itu sendiri.
Plotnya sendiri mengalir dengan
baik. Saya pribadi menyukai bagaimana Kak Fei mengembangkan berbagai
konflik-konflik dari konflik utama. Konflik-konflik lain yang muncul secara
bertahap membuat pembaca semakin penasaran. Diawali dengan konflik Bi yang
ingin membalaskan dendamnya, hingga muncul masalah-masalah lain seperti cara
Min Jeong untuk menahan Bi, urusan keluarga Min Jeong, hingga masalah hubungan
pertemanan antara Min Jeong, Ae Ri dan Hyuk sendiri. Selalu ada saat dimana
pembaca dibawa tersenyum akan interaksi antara karakternya, ada pula saat
dimana pembaca tegang dengan konflik yang ada, bingung dengan apa yang terjadi
sebenarnya dan hal-hal itu yang membuat plot yang disuguhkan begitu menarik dan
dinamis. Saya pribadi tidak dapat menebak alur cerita ini akan dibawa
kemana—atau apa yang akan terjadi selanjutnya, namun saya menyukai alur yang
dibuat Kak Fei ini. Saya juga suka bagaimana elemen-elemen kecil yang
disinggung ternyata memiliki hubungan satu sama lain sehingga menjadikannya
sebuah kesatuan cerita yang utuh ^^ tidak ada pertanyaan yang tidak terjawab,
semua detail cerita ini bisa tergambarkan dengan baik sehingga ketika selesai
membaca buku ini, kita bisa menutupnya dengan lega tanpa ada pertanyaan lagi
yang menggantung ^^
Karakterisasi yang ditampilkan
tokoh utamanya sangat kuat. Min Jeong adalah pribadi yang cukup ‘dingin’, tidak
peka, keras kepala, tapi sangat peduli pada temannya dan juga pekerja keras. Bi
sendiri—walaupun adalah sosok dokkaebi yang
menyeramkan—tapi kepribadiannya yang riang dan asyik membuatnya cepat
beradaptasi dengan dunia baru. Lucu sekali ketika membayangkan Bi—yang padahal
sosok gaib—suka clubbing dan bermain game online ^^ seiring dengan plot yang berkembang, pembaca bisa
mengetahui karakter Bi yang walaupun diliputi dendam, tapi sebenarnya Bi itu
sosok yang supel dan perhatian ^^ interaksi antara Bi dan Min Jeong cukup manis
dan membuat geregetan. Mereka memang
berada dalam dilema karena masing-masing memiliki tujuan sendiri, namun
menurutku itulah yang menjadikan cerita ini begitu dinamis. Ayah Min Jeong, Ae
Ri dan Hyuk sendiri memiliki karakter yang cukup menonjol. Saya suka bagaimana
tokoh-tokoh pelengkap ini tidak benar-benar hanya menjadi sekadar ‘pelengkap’
saja, tapi juga memiliki peran yang cukup besar dan penting dalam perkembangan
cerita ini.
Hampir tidak ada elemen yang
mengganggu ketika saya membaca kisah ini. Penggunaan bahasa Korea pada beberapa
kesempatan saya kira cukup membantu pembaca dalam membangun setting Korea. Namun, satu-satunya yang
kurang berkenan bagi saya ketika membaca cerita ini adalah klimaksnya sendiri.
Penyelesaian konflik utamanya menurut saya terlalu datar, terlalu mudah.
Padahal dengan latar belakang konflik yang begitu dalam, pembangunan plot yang
sudah baik, seharusnya penyelesaian konflik bisa dituliskan dengan lebih detail
dan mengajak pembaca merasakan emosi tokoh-tokoh yang berkaitan :’)
Tapi, terlepas dari itu,
tulisan Kak Fei dalam novel sangat menyenangkan untuk dibaca. Saya akan dengan
senang hati menunggu tulisan Kak Fei selanjutnya yang saya harap bisa membawa
ide-ide segar dan eksekusi yang baik seperti ini lagi ^^ baiklah dari karya ini,
saya ingin menyampaikan nilai penting yang saya dapatkan bahwa—menyimpan dendam
pada seseorang itu hanya akan melelahkan diri kita dan menghalangi kita untuk
melihat dan menikmati hal-hal indah yang sebenarnya ada di balik kata
‘memaafkan’ :”))
.
.
.
.
Baiklah, sekian review
novel Bi! dari saya!
Tertarik untuk membaca novelnya? BURUAN BACAAA! :”)))))
Sudah membacanya? Yuk atuh
kita FANGIRLING-an! :”)))))))))))
.
.
.
“Kalau kau mau mendengarku, tidak perlu menolaknya, Agassi. Karena semakin kau menolak, sama saja dengan kau mengingkari dirimu sendiri. Dia berasal darimu, maka bisa dikatakan dia adalah bagian darimu.” (p. 95)
.
.
Me:
IT'S UNEXPECTED GOOD BOOK! |
Open to Fangirl: