Judul : Khokkiri
Penulis : Lia
Indra Andriana
Penerbit :
Penerbit Haru
Tahun Terbit :
2011
Cetakan : Pertama
Spesifikasi : 20
cm, 308 halaman
Jumlah Bab : 33
(Tiga puluh tiga)
Harga : Rp.
46.000,-
Durasi Baca : 26-30
Desember 2015
Kepemilikkan :
Meminjam dari Dhenda Fildza
Rate : 4.5 of 5
^^
.
.
.
..
.
Sinopsis;
“Kusimpan
seuntai kenangan abadi tentangmu”
Becca.
Adriel Jo. Richard. Della. TOP. Lucie. Penulis. Fotografer. Dokter. Penerjemah.
Blogger. Teman. Saudara. Kekasih. Tunangan.
Mereka
telah mengikrarkan kesetiaan untuk tak saling melupakan. Namun, kenyataan bahwa
mereka hanyalah manusia biasa yang memiliki keterbatasan memori, tak dapat
diubah.
Meski
ego mereka bersikeras tak ingin dilupakan, namun ketika salah satu dari mereka
harus menghilang dari kehidupan orang terdekatnya, semua memori yang telah
dirajut dan disimpan seolah tidak pernah ada.
Adakah
jalan bagi memori itu untuk kembali?
Benarkah
memori yang tersimpan itu tidak akan pernah pudar seperti janji setia yang
pernah pudar seperti janji setia yang mereka ucapkan?
.
.
Kehilangan waktunya adalah hal yang biasa. Itu bukanlah kehilangan waktu. Itu usaha tubuhnya untuk menghindari kenyataan pahit tersebut dan tubuhnya menidurkan diri lebih banyak dari biasanya.
Kehidupan Becca berubah
ketika ia bertemu dengan Adriel, bosnya
yang tiba-tiba datang dan mengkritik tagline
yang ia buat secara susah payah. Lelaki itu memberikan kamera pada Becca dan
tidak mengatakan apapun. Becca pun menumpahkan kebingungannya pada sang bos di blog pribadinya. Tanpa disangka,
seseorang yang memiliki akun TOP kemudian
sering mengomentari posting-annya—yang
kadang membuatnya kesal. Ternyata, TOP adalah bosnya sendiri. Hubungan mereka
pun berkembang ke arah yang positif. Hal-hal kecil yang dilakukan oleh Adriel
membuat Becca merasa nyaman dengan lelaki itu.
Dunia maya memang mengagetkan. Itulah sebabnya Becca tidak pernah mau berhubungan langsung dengan para penghuni dunia maya. (p. 83)
Di sisi lain, Della yang
bertunangan dengan seorang dokter, Richard,
sedang mengalami suatu fase aneh dalam dirinya. Ia tiba-tiba terbangun
dalam keadaan tidak mengingat apapun. Della pun mengatakan pada sang kekasih
kalau ia mungkin mengidap sleepwalking. Richard
yang khawatir mencoba bersikap rasional, namun ia malah mempertanyakan hal tersebut.
Tanpa disangka, setelah itu Della pun menghilang.
“Hey, I Love you, okay?” bisik Richard di telinganya. “Dan aku tahu ada sesuatu yang terjadi. Kau mengirimkan SMS aneh padaku, Della. Memintaku tidur denganmu. Aku tahu itu bukan kamu. Kumohon, beritahu aku apa yang terjadi. Apa kau berusaha menjauhkanku darimu?” (p. 51)
Richard mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada
kekasihnya tersebut. Ia sampai terbang ke korea untuk menemukan Della. Namun,
bukannya menemukan Della, Richard menemukan hal lain—bahwa mungkin apa yang
diderita kekasihnya bukanlah sleepwalking,
bahwa mungkin Della bukanlah Della. Pusing mencari keberadaan Della, ia pun
memutuskan untuk bertemu dengan Adriel, adik tirinya. Namun, betapa kagetnya ia
melihat Della yang selama ini dicarinya kini duduk bersama Adriel dan
dikenalkan sebagai pacar lelaki itu yang bernama Becca.
“ … Belasan. Satu demi satu bergantian keluar. Aku yang mengaturnya. Aku suka tugas ini. Aku yang paling kuat, jadi bisa mendorong siapa saja keluar, atau membunuhnya. Kau tahu, rasanya seperti menjadi Tuhan.” (p. 227)
Kejadian tersebut
membuat kedua saudara berbeda ibu itu menjadi renggang. Mereka pun berusaha
untuk mencari tahu siapa sebenarnya Della dan Becca. Lalu, kehadiran pribadi
yang mengaku bernama Lucie dari
tubuh itu membuat semuanya menjadi semakin rumit. Apa sebenarnya yang terjadi
pada Della, Becca dan Lucie? Apakah dengan konflik pelik yang terjadi akan
membuat mereka melupakan janji mereka pada masing-masing pasangannya?
.
.
.
.
“Bagaimana kalau aku
tiba-tiba lupa, Oppa? Kalau aku lupa malam ini? Kautahu aku tidak pandai
mengingat,” …
“Kamu adalah Khokkiri. Gajah
selalu ingat,” … (p. 260)
.
.
Baca
selengkapnya pada novel Khokkiri karya Lia Indra Andriana ini! ^^
.
.
Khokkiri adalah tulisan solo Kak Lia pertama yang
saya baca. Sebelumnya saya pernah membaca tulisan beliau di seri Oppa & I
juga pada Intertwine. Pengalaman pertama ini cukup mengesankan bagi saya.
Sebenarnya, hal pertama yang membuat saya tertarik pada novel ini
adalah judul dan covernya. Di telinga saya, judul ‘khokkiri’ ini sangatlah catchy dan mengundang pertanyaan; apa
artinya? Akan seperti apa ceritanya? Setelah itu, judulnya yang didominasi
warna gelap pun nampak agak ‘nyeleneh’ dengan kemunculan gajah animasi berwarna
biru. Membaca sinopsisnya pun, saya tidak bisa mengira-ira akan seperti apa
cerita yang ditampilkan Kak Lia. Dan ternyata memang cerita pada novel ini
memang tidak tertebak.
Secara garis besar, novel ini mengambil tema drama psikologi dengan
bumbu romansa di dalamnya. Drama psikologi yang dimaksud pun bisa disajikan
dengan cukup baik—well, barangkali
untuk menghindari spoiler, maka saya
tidak akan menuliskan lebih mendetail soal itu. Namun, karena sejak awal saya sudah
curiga mengenai apa koneksi di antara Becca, Della dan Lucie, saya bisa menebak
apa yang terjadi dengan mereka. Namun bagi saya, yang tidak tertebak adalah apa yang melatarbelakangi terbentuknya hubungan
mereka. Alur cerita yang menggunakan pov orang ketiga secara bergantian
baik dari Becca, Della, Lucie, Adriel maupun Richard membuat pembaca bisa
mengetahui pemikiran berbagai karakter secara sekaligus. Membaca karya ini
seperti sedang bermain teka-teki =)
Awalnya, konflik tidak terlalu jelas, namun lama kelamaan, konfliknya
semakin kompleks dan membuat kita (saya) tidak bisa melepaskan buku ini hingga
akhir. Pada awalnya, cerita masihlah tenang dan cenderung manis karena
mengisahkan bagaimana kedekatan antara Becca-Adriel maupun Della-Richard.
Namun, konflik semakin tegang ketika Della menghilang dan Richard menemukan
salah satu kemungkinan mengenai apa yang terjadi pada tunangannya tersebut.
Saya kira dari pertengahan cerita hingga akhir, tensi cerita semakin
menegangkan—membuat kita bertanya-tanya akan seperti apa akhirnya. Selain drama
psikologis dan romansa, konflik keluarga yang dialami sejumlah tokoh juga
membuat drama ini semakin kompleks.
Walaupun memiliki tokoh yang cukup banyak, saya kira penokohannya
cukup baik. Tokoh pelengkap seperti ayah Adriel-Richard juga ayah Della cukup
berperan dalam alur cerita. Dari berbagai tokoh yang ada, hatiku (hatiku)
terpikat oleh Adriel. Sosoknya yang
pendiam dan kaku ini ternyata bisa melakukan hal-hal kecil yang sangat romantis
seperti menempelkan post-it pada
laptop Becca dan memotret rute perjalanan untuk Becca =”) he’s da man! Namun,
yang lebih menarik lagi menurut saya adalah interaksi di antara berbagai tokoh
yang ada. Saya suka bagaimana interaksi antara Adriel dan Becca yang
perkembangannya pelan tapi manis dan pasti (I
ship them, btw. Their interaction in Becca’s blog it’s just precious).
Namun, menurut saya yang menjadi kekuatan dalam karya ini adalah
bagaimana pengembangan konfliknya yang sangat terstruktur. Saya suka bagaimana
ada hubungan sebab-akibat yang sangat kuat dalam karya ini. Mungkin, bila ada
hal yang mengganggu itu adalah ending-nya.
Well, secara personal saya merasa ending-nya kurang greget karena dengan
pembangunan tensi yang luar biasa sejak pertengahan cerita hingga akhir sudah
sangat baik, namun sekali lagi itu hanya dari sudut pandang saya saja.
Secara keseluruhan, membaca Khokkiri ini adalah pengalaman yang
menyenangkan. Saya rasa ini pertama kalinya saya membaca novel Indonesia dengan
tema seperti ini dan saya menyukai bagaimana Kak Lia menuliskannya. Ah!
Khokkiri itu berarti gajah (si gajah dalam cover). Dan setelah membaca ini,
saya tidak bisa melihat gajah dengan cara yang sama lagi :”) btw, satu hal yang
bisa saya ambil dari novel ini adalah tindakan yang mungkin menurut kita kecil,
sepele ataupun tidak penting mungkin bisa berdampak besar bagi orang lain.
Hubungan sebab-akibat selalu ada, maka dari itu berhati-hatilah :”)
.
.
.
Baiklah, sekian review novel Khokkiri
dari saya!
Tertarik untuk
membaca novelnya? BURUAN BACAAA! :”)))))
Sudah membacanya?
Yuk atuh kita FANGIRLING-an! :”)))))))))))
.
.
.
“Gajah terbang bisa
melupakan semuanya dalam sekejap,” bisik Becca. “Kamu tidak punya sayap. Aku
tidak akan membiarkanmu terbang,” … (p. 260)
0 comments:
Post a Comment