Monday 28 September 2015

[Review] Oppa & I by Orizuka & Lia Indra Andriana



Judul                     : Oppa & I
Penulis                  : Orizuka & Lia Indra Andriana
Penerbit                : Penerbit Haru
Tahun Terbit          : 2012
Cetakan                : Kelima
Spesifikasi             : 19 cm, 156 halaman
Jumlah Bab           : 11 (sebelas)
Harga                   : Rp. 28.000,-
Durasi Baca          : 23 September 2015
Kepemilikkan        : Meminjam dari Dhenda Fildza :)
Rate                       : 3.75 of 5 ^^
.
.
Sinopsis;



Jae In:

‘Oppa’

Apa panggilan itu tidak terdengar lucu?

Terutama setelah kau pergi meninggalkanku begitu saja lima tahun lalu?

Sekarang saat bertemu lagi, apa yang membuat senyummu selebar itu?

Apa kau senang melihatku sepert ini?



Jae Kwon:

Jae In-a.

Kau dulu menggemaskan, tetapi sekarang mengapa begini?

Siapa yang membuatmu susah, katakan pada Oppa!

Oppa tak akan membiarkan siapapun menyakitimu!

Oppa akan melindungimu! 



.

.

Sekarang ia tahu apa yang salah, tetapi ia sama sekali tidak tahu kenapa. Lima tahun memang waktu yang lama. Cukup lama untuk mengubah seseorang. Secara drastis. (p. 36)

.
.
Cerita dimulai ketika Park Jae-In bersama ibunya, Sandy kembali ke Korea setelah lima tahun meninggalkan negeri tersebut. Sandy memutuskan untuk rujuk kembali dengan suaminya, Park Jae Bin setelah sebelumnya berpisah dengan sang suami dan tinggal serba kekurangan di Jakarta.

Karena satu dan lain hal, Jae In tidak menyukai kenyataan kembali tinggal dengan ‘keluarganya’. Sesampainya di rumah, dia harus bertemu dengan Park Jae Kwon, kembarannya. Seseorang yang begitu ia benci. Seseorang yang bahkan ia enggan panggil oppa. Jae Kwon tidak mengerti kenapa adik kembarnya itu tidak lagi bersikap manis seperti biasanya.


Ia tidak suka ditinggalkan, jadi ia tidak ingin meninggalkan. Itu yang ia pahami setelah lima tahun ini. Namun, pada akhirnya ia harus meninggalkan semuanya, demi orang yang pernah meninggalkannya. Ironis. (p. 9)


Seakan belum cukup, Jae In pun harus menerima kenyataan bahwa ia harus bersekolah di tempat yang sama dengan Jae Kwon, bahkan harus sekelas dengan kembarannya itu! Jae Kwon pun menuruti perjanjian untuk tidak membocorkan pada siapapun bahwa Jae In adalah adik kembarnya. Konflik Park bersaudara semakin meruncing dengan kehadiran Seung Won, trainee yang kerap mendekati Jae In dan Hye Rin, kakak kelas yang disukai Jae Kwon.

Ia tidak pernah tahu kapan orang baik akan berkhianat. Dan ketika sudah demikian, trauma itu akan tertinggal dalam, begitu dalam sehingga ia tak akan percaya siapapun lagi. Orang baik itu menakutkan. (p.64)

Keadaan pun semakin tidak menentu bagi mereka ketika kelas mereka menampilkan drama yang melibatkan Seung Won, Jae In dan Jae Kwon sendiri. Seiring berjalannya waktu, Jae Kwon harus bergelut dengan apa yang ia ingin lakukan dan apa yang harusnya ia lakukan. Sementara itu, Jae In pun mengetahui bahwa kakak kembarnya itu bukanlah seperti yang ia dan orang lain pikirkan.

Lalu, apakah waktu akhirnya bisa menguraikan simpul rumit di antara mereka?
.
.

Ia bukannya tidak peduli. Peduli itu merepotkan, terutama peduli yang tidak pernah bersambut (p.38)

.
.


Baca selengkapnya pada novel Oppa & I karya Orizuka & Lia Indra Andriini! ^^


.
.
Oppa & I ini adalah buku pertama dari seri Oppa & I yang ditulis oleh dua orang author yaitu, Orizuka dan Lia Indra Andriana. Novel ini diangkat dari webseries di koreanupdates.com. 


Saat membaca novel ini, saya bisa merasakan kembali betapa pentingnya keluarga. Novel dengan genre family, drama, romance dan humor ini berhasil mengemas suatu nilai yang baik dalam kisah yang sederhana, bahkan termasuk teenlit. Pesan kekeluargaan yang disampaikan dalam novel ini cukup hangat dan heartwarming sekali :”) 


Walaupun konflik dalam novel ini hanya berkisar pada keluarga, romansa khas anak SMA, komunikasi dan kesalahpahaman yang agak klise, namun kedua penulis dapat meramu kisah sederhana ini menjadi bermakna. Membaca kisah ini, begitu ringan dan menyenangkan—mengingatkan kita pada pahit manisnya masa SMA dan keluarga. Alurnya mengalir begitu saja, tidak ada bagian yang dipaksakan—semuanya terasa pas ketika dibaca.


Setiap tokoh utama memiliki ciri khas masing-masing. Kita bisa melihat bagaimana Jae In adalah remaja perempuan yang pendiam namun memiliki sensitifitasnya sendiri dan Jae Kwon adalah anak laki-laki ceria yang di balik sikap cerahnya itu mempunyai masalah yang dimiliki setiap remaja lainnya—masalah mengenai identitas diri, cita-cita dan cinta. Kedua tokoh remaja ini sesuai dengan kadarnya sebagai pelajar SMA—penuh semangat masa muda, begitu polos, jujur, dan pure. Saya sangat suka bagaimana penulis menggambarkan mereka. Dua tokoh utama yang begitu manis! :”) tokoh pendukung seperti Choi Seung Won, Hye Rin, Park Jae Bin dan Sandy juga memiliki karakteristik menonjol dan memiliki andil dalam jalannya cerita ini :”)

Penyelesaian konfliknya cukup rapi. Namun, bagi saya mungkin agak membingungkan pada konflik antara Jae In dan Jae Kwon sendiri. Hints yang menunjukkan asal muasal masalah di antara mereka berdua kurang kuat dan alasan tokoh yang menyebabkan konflik tersebut menurut saya masih samar-samar dan tidak begitu logis. Tapi secara keseluruhan, saya cukup puas dengan cerita ini! Membaca ending-nya, saya senyum-senyum sendiri dan mendapatkan perasaan lega luar biasa ketika menutup bukunya ^^ keinginan untuk membaca sekuelnya langsung muncul begitu saja! :")

Oh iya, selama membaca novel ini, saya tidak menemukan adanya salah ketik. Sangat mengapresiasi sekali bagaimana ketelitian editor dari tim Penerbit Haru! :”) lalu, dengan banyaknya istilah korea disini menurut saya tidak mengganggu, bahkan cukup membantu saya untuk belajar bahasa Korea ^^

Dan sebagai penutup, saya ingin menyampaikan satu nilai penting yang saya dapatkan dari karya ini—bahwa keluarga adalah tempat kamu berpulang, tidak peduli apapun yang terjadi, mereka tidak akan pernah melupakanmu :”) saya rasa bagi teman-teman yang mencari bacaan manis yang ringan dengan genre family, Oppa & I ini cocok menjadi pilihan ^^

.
.
.
Baiklah, sekian review novel Oppa & I dari saya!
Tertarik untuk membaca novelnya? BURUAN BACAAA! :”)))))
Sudah membacanya? Yuk atuh kita FANGIRLING-an! :”)))))))))))
.
.
.
Yang ia pedulikan hanya satu. Akhirnya, ia tahu kalau ia tidak dilupakan (p. 147)
.
.

Me gif:

good stories? YEAH!
.
.
.
.
.
Open to Fangirl :



ME GIF:

(KETIKA BACA OPPA & I, SAYA .........)

LANGSUNG PENGIN NARI
DAN NARIIIII!




Monday 14 September 2015

[Review] Intertwine by FLOCK (Fei, Lia Indra Andriana, Orizuka, Clara Canceriana, KP Januwarsi)



Judul        : INTERTWINE; Takdir yang Berjalin
Penulis        : FLOCK (Fei, Lia Indra Andriana, Orizuka, Clara Canceriana, KP Januwarsi)
Penerbit    : Penerbit Haru
Tahun Terbit    : 2015
Cetakan    : Pertama
Spesifikasi    : 20 cm, 420 halaman
Jumlah Bab    : 5 (lima)
Harga        : Rp. 65.000,00
Durasi Baca    : 5-6 September 2015
Kepemilikkan    : Milik Sendiri
Rate        : 3.75 of 5 ^^
.
.
Sinopsis;



Berawal dari sebuah bridal,
lima wanita menguntai benang-benang kehidupan.
Jihan, yang bercita-cita untuk menikah muda.
Naomi, yang mengikuti kata hatinya untuk bertindak di luar logika.
Emma, yang percaya kisah cinta dalam dongeng juga ada di dunia nyata.
Ralyn, yang berharap pernikahannya akan sempurna.
Nina, yang dihantui oleh potongan-potongan kenangan lama.

Sebuah gaun istimewa hadir di antara mereka, seakan menjadi pemintal takdir.

Dan keajaiban pun terjadi…




.

.
.
“Tapi omong-omong, gaun ini sangat istimewa.”
“Terlalu istimewa dan hanya calon pengantin tertentu yang bisa menemukannya seperti ini.” (p.259)
.
.
.
Intertwine adalah kumpulan 5 cerita pendek yang dibuat oleh 5 orang penulis. Meskipun dibuat oleh 5 orang berbeda, 5 cerita pendek tersebut memiliki satu keterhubungan, yaitu dalam setiap ceritanya bernuansa pernikahan dan melibatkan sebuah gaun dari Fairy Bridal. Gaun tersebut begitu spesial sehingga membuat masing-masing karakter mengalami ‘keajaiban’-nya masing-masing.

Cerita pendek pertama yang berjudul The Right One datang dari Kak Orizuka dengan karakternya, Jihan (dari namanya saya kira dia laki-laki, tapi ternyata perempuan!), seorang penerjemah dan Arkan, seorang perancang games. Pertemuan mereka di Fairy Bridal diawali dengan memperebutkan gaun pengantin yang membawa mereka pada kejadian-kejadian tak terduga lainnya.

Cerita kedua berjudul Premonition tulisan Kak Fei. Cerita ini mengenai dua detektif swasta, Naomi dan Theo yang sedang menangani suatu kasus. Di bawah alam sadarnya, Theo menginginkan Naomi datang kepadanya dengan menggunakan gaun pengantin—yang tanpa disangka-sangka telah membawa mereka pada pusaran konflik yang rumit.

Cerita ketiga ditulis oleh Kak Lia Indra Andriana dengan judul Princess Emma. Emma yang merupakan seorang illustrator buku dongeng menemui seorang keajaiban bernama Putra yang tak disangka-sangka ketika keraguan menjelang pernikahannya dengan Satria.

Cerita selanjutnya yang berjudul Perfection karya Kak Clara Canceriana. Cerita ini berfokus mengenai kehidupan Ralyn yang tiba-tiba mendapatkan masalah besar menjelang pernikahannya dengan Evan. Ralyn mendapati dirinya tak akan lagi sama dengan yang dulu. Dalam masa-masa menyulitkan ini, ia dipertemukan dengan Joshua yang kerap menemaninya. Keajaiban pun terjadi di antara mereka.

Lalu, cerita terakhir yang menjadi penutup dari kisah ini adalah Looking Through Rose-Tinted Memory karya Kak KP Januwarsi. Cerita ini berbeda dengan kisah sebelumnya karena lebih berfokus pada pemilik Fairy Bridal sendiri, yaitu Madam M dan asal-usul menyedihkan gaun istimewa yang memberikan keajaiban bagi karakter pada 4 kisah sebelumnya. 
.
.
.
Aku ingin melihat para calon pengantin tersenyum bahagia di hari paling spesial dalam hidup mereka saat menggunakan rancanganku, M.  (p.356)
.
.



Baca selengkapnya pada novel INTERWINE karya FLOCK ini! ^^


.
.
.
Menulis adalah kegiatan yang menyenangkan—setidaknya bagi saya.
Bisa melakukan kegiatan tersebut bersama teman terdekat pastinya adalah suatu pengalaman yang menyenangkan, apalagi bila tulisan tersebut bisa diselesaikan menjadi suatu karya.

Ini pertama kalinya bagi saya membaca sebuah karya yang ditulis lebih dari seorang. Dan jujur, salah satu hal yang membuat saya ingin membaca novel ini adalah karena saya penasaran; akan seperti apa sebuah cerita yang dibuat oleh lima orang?

Dari lini masa, saya banyak mengetahui sedikit banyak tentang novel ini dan ternyata lima orang yang menulis berbarengan ini adalah sahabat! dan format berceritanya adalah cerpen yang berhubungan satu sama lain. Wah … saya semakin antusias untuk membacanya!

Ketika akhirnya kesempatan membaca novel ini tiba, sebenarnya ada sedikit kekhawatiran. Saya sedang dalam state dimana kecepatan membaca saya turun drastis dan saya takut novel ini akan saya tinggalkan di tengah jalan (fyi, sebelum membaca novel ini, saya sedang membaca Legend karya Marie Lu (—dan novel action begitu saja saya tinggalkan, coba. Ini sungguh keadaan genting bagi saya)) ;;;;;;

Tapi syukurlah, dalam dua hari novel ini berhasil saya selesaikan :”))))
Barangkali karena cerita yang disuguhkan oleh FLOCK ini memang ringan dan fluffy, saya tidak merasa tertekan (?) ketika membacanya. Halaman demi halaman saya baca dan tampaknya tak sadar sudah larut dalam ceritanya! :”) Awalnya saya kira karya ini akan berfokus pada romance saja, tapi ternyata tidak.  Karya ini begitu kaya. Ada hal-hal yang kocak, ada pula sisi kekeluargaan juga yang disorot di beberapa bagian cerita. Selain itu, pada Premonition, selain romansa, ada pula unsur action yang cukup menegangkan. Pada Princess Emma pula, kak Lia menggabungkan unsur fantasi ke dalam ceritanya. Bahkan, cerita terakhir milik kak Januwarsi ada unsur horrornya :’)) Baiklah, itu semua melebihi ekspektasi saya yang hanya mengira novel ini hanya akan tentang cerita cinta biasa saja. saya suka kejutan-kejutan dalam novel ini! :”)

Karakter-karakter yang dibuat lima sekawan ini memiliki sisi manis masing-masing yang membuat saya gemas sendiri. Masing-masing pasangan memiliki chemistry yang unik sehingga saya bingung untuk menentukan otp (one true pairing), tapi saya suka sekali sama interaksi Joshua x Ralyn dan Theo x Naomi. Gatau, bagi saya mereka manis aja. Tapi, saya jatuh hati sama Joshua, gimana dong yaaaa :”)))) /ditimpuk Ralyn/

Dan hampir lupa. Cover-nya lucu banget! Suka! Roses with soft colours—simple yet attractive! sebagai perempuan yang menyukai hal-hal feminin, cover novel ini menarik perhatian banget untuk dibeli dan dikoleksi. Selain cover-nya, di dalam bukunya pun ada ilustrasi yang lucu banget, suka deh :”))) angkat jempol untuk COKROID untuk cover dan ilustrasi yang indah di buku ini :”)

Ah, mungkin satu hal yang cukup saya soroti disini adalah seperti judulnya, lima cerita ini memang terjalin satu sama lain dengan Fairy Bridal, gaun, dan Madam M sebagai titik temunya, tapi saya pribadi merasa kurang apabila titik temunya dengan hal itu saja. Well, mungkin perasaan ‘kurang’ tersebut hadir karena sebelum membaca, saya mengharapkan setiap cerita memiliki hubungan yang lebih dalam satu dengan yang lainnya hehe.

Satu lagi, mungkin karena belum sering membaca karya dari anggota FLOCK ini, tapi saya tidak merasakan perbedaan gaya menulis yang terlalu kentara di antara kelimanya padahal tema yang dibawakan tiap penulis cukup berbeda. Hm, mungkin itu catatan bagi saya pribadi bahwa saya harus lebih banyak membaca tulisan anggota FLOCK lagi dan oh, tentu saja saya akan menunggu kelima sekawan ini menulis karya bersama lagi ^^

Oh iya, standing applause kembali untuk editor penerbit haru. I find no typo again! Salut untuk ketelitiannya, jadi nyaman untuk membaca novel ini! :”)

Dan sebagai penutup, saya ingin menyampaikan satu nilai penting yang saya dapatkan dari karya ini—menikah atau pernikahan adalah suatu proses yang istimewa bagi setiap orang. Dari karya manis ini, saya sadar bahwa pernikahan bukanlah hal yang mudah, tapi butuh kesiapan yang mantap dan penerimaan yang lapang atas satu sama lain dari masing-masing pihak ^^

.
.
.
Baiklah, sekian review novel Intertwine dari saya!
Tertarik untuk membaca novelnya? SEGERA BACAAA! :”)))))
Sudah membacanya? Yuk, kita FANGIRLING-an! :”)))))))))))
.
.
.
“Yah… gue nggak bisa menjanjikan sesuatu yang manis, tapi … at least, biarin gue ada di samping lo untuk saat ini—saat-saat di mana gue tau lo butuh seseorang, Ra. Gue rasa itu yang bisa gue lakuin”. (p.325)
.
.

Me gif:

it's a good book!
Open to Fangirling with me!:
(BACA INTERTWINE) .
(YANG PERTAMA KALI TERBAYANG) .
.
.
(YANG TERBAYANG SELANJUTNYA) .
.
SALAH .
.
.
ME GIF: .
.
ASTAGFIRULLAH, HIDUP SAYA

Friday 11 September 2015

[Review] Girls in The Dark by Akiyashi Rikako



Judul                : Girls in The Dark
Penulis             : Akiyashi Rikako
Penerbit           : Penerbit Haru
Tahun Terbit     : 2014
Harga              : Rp. 56.000,-
Cetakan           : Pertama
Spesifikasi        : 19 cm, 279 halaman
Jumlah Bab      : 8 (delapan)
Durasi Baca      : 30 Agustus 2015
Kepemilikkan    : Milik Sendiri (pemberian @faikaunsulangi)
Rate                  : 4.75 of 5 ^^
.
.
Sinopsis;


Apa yang ingin disampaikan oleh gadis itu?
Gadis itu mati.
Ketua Klub Sastra, Shiraishi Itsumi, mati. Di tangannya ada setangkai bunga lili.
Pembunuhan? Bunuh diri?
Tidak ada yang tahu.
Satu dari enam gadis anggota Klub Sastra digosipkan sebagai pembunuh gadis cantik berkarisma itu.
Seminggu sesudahnya, Klub Sastra mengadakan pertemuan. Mereka ingin mengenang mantan ketua mereka dengan sebuah cerita pendek. Namun ternyata, cerita pendek yang mereka buat adalah analisis masing-masing tentang siapa pembunuh yang sebenarnya. Keenam gadis itu bergantian membaca analisis mereka, tapi …
Kau … pernah berpikir ingin membunuh seseorang?


.
.
Novel ini dibuka dengan penjelasan mengenai peraturan pertemuan Klub Sastra oleh Samikawa Sayuri, ketua klub yang baru. Pertemuan Klub Sastra kali ini spesial. Selain mengadakan Yami-Nabe, pertemuan kali ini juga mengharuskan setiap anggotanya untuk membuat sebuah cerita pendek dengan tema kematian ketua Klub Sastra mereka yang sebelumnya, Shiraishi Itsumi.

Dalam kegelapan, setiap anggota bergantian membaca naskahnya. Dimulai dari Nitani Mirei, anak kelas 1 yang mendapatkan beasiswa dari sekolah elit ini sekaligus menjadi guru privat adiknya Itsumi. Lalu berlanjut pada Kominami Akane, kelas 2, yang merupakan anak dari pemilik restoran Jepang yang suka membuat kudapan ala Barat di dapur salon. Lalu, berlanjut pada Diana Detcheva, perempuan yang menjadi teman homestay-nya Itsumi di Bulgaria yang kemudian diundang Itsumi untuk belajar di sekolahnya sebagai siswi pertukaran pelajar. Kemudian berlanjut pada pembacaan naskah milik Koga Sonoko, siswi pintar yang selalu berpikir rasional. Lalu, pembacaan naskah oleh Takaoka Shiyo, seorang penulis yang dengan karyanya mendapatkan penghargaan dan perhatian dari publik. Dan terakhir, pembacaan naskah dari sang ketua baru, Samikawa Sayuri, yang merupakan teman Itsumi sejak kecil.

Masing-masing naskah menceritakan sudut pandang si penulis terhadap Itsumi dan juga terhadap alasan kematiannya. Setiap naskah bersinggungan satu sama yang lain, mencoba menganalisis siapa pembunuh Itsumi yang sebenarnya. Tapi, masing-masing naskah tersebut menuduh orang yang berbeda, menyajikan cerita yang berbeda.

Lalu, siapakah yang sebenarnya membunuh Itsumi?
.
.

 Alice pun harus membunuh Ratu Hati untuk mendapatkan wonderland, kan? (p.222)

.



Baca selengkapnya pada Buku Girls in The Dark karya Akiyoshi Rikako ini! ^^



Sesungguhnya ini pertama kali saya membaca novel terjemahan dari Jepang. Biasanya, saya membaca novel terjemahan dari Amerika Serikat. Pengalaman membaca karya terjemahan dari negeri sakura dengan membaca novel ini sangatlah berkesan dan menyenangkan :”)

Pertama, mungkin saya akan membahas dari cover terlebih dahulu. Pertama kali buku ini dirilis oleh Penerbit Haru, saya sangat sangat sangat tertarik untuk membelinya. Cover-nya yang simpel namun memberikan kesan misterius dan seram ini membuat saya langsung bertanya-tanya apakah jalan ceritanya? Siapa tokoh pada cover tersebut? Kenapa matanya begitu kosong dan menakutkan? Bagi saya, cover ini sangat berhasil membuat pembaca tertarik dengan isi bukunya. (—sekaligus membuat saya merinding acapkali melihatnya di rak buku hehehe)

Kedua, terjemahan pada karya ini saya rasa cukup baik. Tidak kaku sama sekali. Penerjemah berhasil menyampaikan poin-poin yang dimaksudkan penulis dengan baik sehingga pembaca pun bisa menikmati karya ini. Terima kasih kak Andry Setiawan! :”)

Ketiga, novel ini menggunakan gaya bercerita yang begitu unik. Dengan cerpen yang dibuat setiap anggota, pembaca diajak untuk mengenal setiap tokoh, utamanya Itsumi sendiri. Setiap cerpen yang dibuat menggunakan sudut pandang pertama atau 'aku' sehingga menonjolkan karakter penulisnya dan pembaca bisa mengenal masing-masing tokoh dengan baik. Dengan gaya bercerita yang berupaya menyelami pandangan setiap tokoh lewat cerpen yang dibuatnya, pembaca dibawa untuk menyelami suatu peristiwa dengan berbagai pandangan. Karena pandangan setiap tokoh terhadap suatu peristiwa berbeda, inilah yang menjadi daya tarik dari novel ini. Pembaca dibawa untuk menebak-nebak sudut pandang manakah yang benar, apa yang sebenarnya terjadi, dan siapakah pembunuh Itsumi? Sampai saat terakhir, pertanyaan-pertanyaan ini tetap bergentayangan di kepala saya hehe :”

Lalu, dari cerpen yang ada, saya pribadi suka dengan cerpen yang dibuat oleh Kominami Akane. Akane yang suka memasak menurut saya sangat digambarkan dengan baik oleh penulis. Terlihat dari berbagai macam resep dan makanan yang disebutkan, hal-hal kecil tersebut membawa pembaca untuk masuk ke dalam dunia memasak Akane. Saya jadi ingin mengunjungi dapur salon ini dan mencicipi kudapan yang dibuat Akane! : )

Keempat, saya suka bagaimana penulis membangun suasana—baik latar tempat, waktu, maupun feel. Novel ini mengambil setting di sekolah katolik putri yang elit. Sepanjang membaca novel ini, pembaca bisa merasakan kemegahan sekolah dan salon tempat berkumpul klub sastra, bagaimana keadaan sosial dari sebuah sekolah elit serta kegiatan-kegiatan para siswinya dll. Penulis novel ini sangat detail :”) terlihat dari bagaimana riset yang dilakukan penulis terhadap buku-buku sastra, resep-resep mewah, serta hingga bagaimana keadaan negara Bulgaria! Saya salut pada Akiyoshi-sensei! :”)

Kelima, plot novel ini sangat-sangat-sangat nge-twist. Pokoknya, ketika saya membaca novel ini sampai akhir, saya hanya bisa ternganga dengan ending-nya. 

Pertama kali saya membaca novel ini (September 2014), saya sampai benar-benar tak habis pikir plot ceritanya akan seperti ini :”) lalu, ketika saya membaca untuk kedua kalinya (30 Agustus kemarin), saya malah menemukan satu kalimat penting yang waktu itu luput saya baca :”) pada akhirnya, setelah membaca untuk kedua kalinya dan menemukan fakta baru, saya semakin suka dengan pelintiran cerita yang dibuat Akiyoshi-sensei. Sama sekali tidak tertebak :”)
 
Saya kira, dibalik kelebihan-kelebihan novel ini, tentunya tidak lepas dari kekurangan. Menurut saya pribadi, ending cerita ini masihlah menggantung ;;;;;;;;;;;;; setelah selesai membaca dua kali pun saya tetap bertanya-tanya apakah terjadi pada tokoh-tokohnya ;;;;; saya kira karya ini akan menjadi sempurna bila ditambahkan satu atau dua kalimat yang menegaskan apa yang sebenarnya terjadi pada karakter-karakternya :”) (dia semacam masih penasaran begitu)
(oh ya, dan applause buat editor penerbit Haru yang luar biasa, sepanjang novel ini saya tidak menemukan typo :”) well done!)
.
.
.
Baiklah, sekian review novel Girls in The Dark dari saya!
Tertarik untuk membaca novelnya? HARUS BANGET BACAAA! :”)))))
Sudah membacanya? Yuk, kita FANGIRLING-an! :”)))))))))))
.
.
.

Paling tidak, aku ingin jadi tokoh utama selama ada di sekolah ini.

Harus aku.

Harus aku yang paling bercahaya. (p.236)

.
.

Me gif:

this
.
.
.
.
Fangirl Box: Open to Fangirl with Me! :
.
.
.
Omoooooooo!
Novel ini yaaaa :” sejak pertama aku lihat cover-nya, saya tahu, ada sesuatu yang menarik dari novel ini. Dan setelah baca, intuisi aku benar!
Novel ini keren banget astaga ;;;;;;;
Aku rasa aku bisa nangis karena aku suka sekali bagaimana penulis bisa menghadirkan plot twist yang tak terduga, cara bercerita yang unik, tokoh yang ‘hidup’ dan khas pada satu cerita yang utuh.
Iri banget astagaaa! akiyoshi-sensei makan (?) apa sih sampai bisa nulis cerita se-well-detailed begini? ;;;;;;;
.
Selama membaca aku bisa ngebayangin bagaimana megahnya sekolah SMA Santa Maria dan salon klub sastra, gimana berkelasnya siswi-siswi disana, asa berasa bisa lihat langsung, gitu :”
Terus ya terus itu ending-nyaaaaa masya Allah ;;;;;;;;
Hipotesis aku nggaada yang bener, lah ;;;;;;;

Hebat benar cara akiyoshi-sensei mempermainkan (?) pemikiranku. Awalnya curiga sama si anu (?), terus baca cerpen yang lain jadi goyah dan pindah (?) mencurigai si anu (?) eh taunya di akhir aku cuman bisa ketawa garing karena tebakanku gaada yang bener :’)
(PLOT TWIST)
(KETIKA DIRI INI BACA ULANG BUAT BIKIN REVIEW, DIRI INI MALAH NEMU PLOT TWIST LAGI)
(KETAWA GARING LAGI)
.
(Kan jadi semacam INI TEH NOVEL MACAM APA YANG TIAP DIBACA MENYUGUHKAN PLOT TWIST YANG BARU?)
.
.
Pokoknya diri ini sukses dibuat speechless sama novel ini. Dan ketika penerbit haru mau nerbitin novel Akiyoshi-sensei yang lain.

ME:

BRING IT ON!


Thursday 10 September 2015

(My) 2015 Reading Challenge

Hai, kembali bersama deite lagi.
Kali ini posting-an deite akan membahas mengenai 2015 Reading Challenge!
Adakah yang ikut juga?
.

(deit, emang 2015 Reading Challenge itu apa sih?)

.
2015 adalah tantangan yang ditujukan untuk para pembaca di seluruh dunia. /very poor explanation, aight?/
.

(siapa yang mengadakan nih, deit?)

.
Well, berhubung saya juga tahu dari facebook (all hail ‘share button’ \ /), saya belum menemukan posting-an yang asli (?) dari pembuatnya atau bahkan siapa sih yang mempelopori ide ini.
.

(terus, di 2015 Reading Challenge ini kita harus ngapain?)

.
Simpel. Pertama, kita harus membaca. Oke, yang kedua, kita harus membaca buku yang termasuk pada kriteria yang ditentukan! Menarik banget nggak, sih?
.

(lumayan. Nah, kriterianya apa aja?)

.
Berbagai macam kriterianya bisa teman-teman cek pada gambar di bawah ini~
.

.
Saya hitung, total ada 50 kriteria yang ada.
Wah … banyak ya? Tapi menarik nggak, sih? Kriteria yang disuguhkan pada Reading Challenge kali ini membuat saya ingin mencobanya!
Apalagi kriteria yang a book that came out of the year you were born dan a book more than 100 years old! Saya sampai berpikir keras apakah buku semacam itu memang ada /tsaaah, alay/.
Sebagai orang-orang /yang mengaku/ penyuka buku, ini sih tantangan banget dimana kita harus mencari dan baca buku-buku yang tak pernah kita duga akan kita baca.
Tertarik untuk ikutan, kah?
.

(ini deite daritadi ngobrolin ini. Sendirinya ikut nggak? Atau cuman agen promosi aja?)

.
Eits, tentu saja saya juga disini ikutan dong!
Walaupun saya baru post tentang ini sekarang, tapi info ini sudah saya ketahui sejak awal tahun 2015, jadilah saya mulai terbiasa untuk mencoba menaklukkan satu demi satu kriteria yang ada. Contohnya, setiap saya hendak membaca, sebelumnya saya selalu mencocokkan buku dengan kriteria yang ada. Seperti jodoh (?), kalau cocok, ya pasti dilanjutkan ke tahap selanjutnya (?)—dalam kasus ini, membaca. Kalau tidak cocok, saya mencari buku lain yang saya punya untuk dibaca terlebih dahulu. Bahkan kadang saya sengaja beli buku hanya demi tantangan ini. /alay, kan?/ well, saya hanya menantang diri saya sendiri saja, kok! /hng, maso/
.

(oh … astaga, segitunya? Eh pengin liat dong buku apa aja yang udah kamu baca!)

.
Oke, ini saya perlihatkan daftar checklist manual yang saya buat sendiri :”) /maaf buat tulisannya yang jelek, tho/.
.
.
 .
.
Supaya lebih jelas, di bawah ini saya sudah membuat daftarnya :”) 
.
Alright, Let’s do the checklist!
My 2015 Reading Challenge List :
 (daftar ini didasarkan kronologi buku yang saya baca) (formatnya: kriteria tantangan – judul buku - penulis)
.
1.       A book that became a movie – Tenggelamnya Kapal Van der Wijck – HAMKA
2.       A book that scares you – Gone Girl – Gillian Flynn
3.       A Trilogy – Hunger Games (#1), Catching Fire (#2), Mockingjay (#3) – Suzanne Collins
4.       A Book with a non-human characters – Leafie – Sun-Mi Hwang
5.       A book by an author you’ve never read before – For One More Day – Mitch Albom
6.       A Book with A Number in the Title – 9 dari Nadira – Leila S. Chudori
7.       A non-fiction book – Jejak-Jejak Sejarah 1908-1926: Terbentuknya Suatu Pola – W. Poespoprodjo
8.       A Book with A Colour in the Title – Between Shades of Gray – Ruta Sepetys
9.       A Book by a Female Author – Fangirl – Rainbow Rowell
10.   A Book a Friend Recommendes – Ular dan Kabut – Ajip Rosidi
11.   A Book with More than 500 Pages – Rindu – Tere Liye
12.   A Book of Short Stories – Jatuh Cinta adalah Cara Terbaik untuk Bunuh Diri – Bernard Batubara
13.   A Book Set in Different Countries – The Witch of Portobello – Paulo Coelho
14.   A Book You Can Finish in A Day – Sajadah Kita – xxxx
15.   A Book that Made You Cry – The Five Person You’ve Met in Heaven – Mitch Albom
16.   A Book Set in High School – I’mpossible – Orinthia Lee
17.   A Book that Came Out of The Year You Were Born – Pengalaman dan Kesaksian Sejak Proklamasi sampai dengan Orba – Julius Pour
18.   A Book that Was Originally in Different Language – Insurgent – Veronica Roth
19.   A Book Published this Year – Di Tubuh Tarra, Dalam Rahim Pohon – Faisal Oddang dkk
20.   A Book with A Love Triangle – Surat untuk Ruth – Bernard Batubara
21.   A Book Based  on True Story – Merry Riana; Mimpi Sejuta Dollar – Alberthenie Indah
22.   A Book with A One-Word Title – Legend – Marie Lu
23. A Book Based Entirely on its cover - Intertwine - FLOCK
.


.
.
(p.s: daftar akan selalu di-update sampai akhir tahun ini)
.
Wah … kalau dihitung-hitung saya sudah hampir menyelesaikan setengah dari tantangan ini /tepuk pundak sendiri/. Tapi, dari list yang ada di atas, sampai hari ini, baru satu buku yang berhasil saya review ;;;;;; /hiks/ tapi tak apa, saya akan tetap mencicil sisanya /bila sempat/ sampai entah kapan :”)
.
Oke, ini cerita saya tentang 2015 Reading Challenge yang saya jalani. Untuk yang belum mengikuti, tertarik, kah? Lalu, buat teman-teman yang sudah ikut, bagaimana ceritamu menjalani challenge yang satu ini?
.
Let’s share!
.
.
.
.
.
Me :
ini banget

Sunday 6 September 2015

Hello!

Hell-o!

Selamat pagi/siang/malam, kapanpun teman-teman membaca ini.
Well, setelah postingan pertama saya tentang Haru Challenge, saya sadar kalau belum membuat postingan awal untuk memperkenalkan diri.

Oke, fellas.



Nama
Perkenalkan, nama saya Desi Darmayanti. 95liners.
Nama pena saya carnadeite. Silakan dicari bila kepo :”
Btw, dalam forum maya seperti ini, saya biasa (dan lebih nyaman) dipanggil deite, sesuai nama pena saya. Silakan tambahkan variasi panggilan bila perlu.

Kesibukan RL (Real Life)
Selain berkuliah di salah universitas di Bandung, saya juga aktif di salah satu himpunan mahasiswanya. Jadi, karena terpaan ombak besar bernama tugas, mungkin saya tidak akan terlalu sering posting di sini walaupun ingin :’)

Ah. Kesibukan saya yang lainnya adalah menulis dan membaca.

Kesibukan Maya
Dalam dunia maya, selain aktif di media sosial selain facebook dan twitter, saya juga aktif menulis di tumblr, wordpress, situs Fanfiction.net, Fictionpress (sudah jarang dikunjungi sekarang mah), dan sekarang sedang menyusun rencana untuk mengaktifkan diri di wattpad. Bila ingin mengobrol lebih lanjut dengan saya, silakan gunakan salah satu media sosial tersebut :”)
Selain itu, saya juga aktif menghabiskan waktu untuk mengikuti kabar oppa dan unnie di allkpop.com dan soompi.com.
Yeah. Saya kpopers.

Menulis
Menulis bagi saya dulu ada di prioritas utama. Saya rela bergadang demi menulis. Sekarang pun begitu, walau objeknya berubah dari yang dulu berupa novel/cerpen/puisi, sekarang adalah makalah/artikel/tugas.

Untuk menulis sendiri. Sejak sd saya sudah menulis. Walaupun tidak pernah diikutsertakan ke dalam perlombaan tingkat apapun, saya cukup bangga dengan kemampuan dan hobi menulis saya ini. Saya bekerja untuk keabadian /tsaaaaaaaaah. Walaupun bagi orang-orang luar saya terlihat main-main ketika menulis, tapi sebenarnya saya cukup serius untuk bidang yang satu ini. 12 tahun mengasah kemampuan menulis sejak sd hingga kuliah bukanlah waktu yang saya kira pantas dikategorikan ‘main-main’. Saya kira dengan determinasi, konsistensi, resistensi, dan persistensi saya, sebentar lagi saya akan bisa memperkenalkan tulisan saya kepada dunia.

Untuk mengetahui bagaimana tulisan saya, silakan cari ‘carnadeite’ di google.
Saran sangat terbuka, kritik akan diapresiasi.

Kpopers
Dunia yang satu ini memang paradoks bagi saya. Kadang, dia begitu menginspirasi. Tapi, kadang sungguh mematikan karena membuat saya nyaman untuk spazzing dan fangirling-an lama-lama (dalam artian yang sesungguhnya).

Saya tidak memiliki bias tertentu. Saya multifandom. Mulai dari girlband; Girls Generation, Sistar, 2NE1, AoA. Boyband: Big Bang, SHINee, Winner. Band: CNblue. Lainnya: Akdong Musician, Lee Hi.

Walaupun tidak memiliki bias tertentu, tapi untuk saat ini hati saya ada pada Jung Yonghwa.

tamvan dan rupawan

Satu-satunya kapal (sampai saat ini) saya di dunia Kpopers hanya Yonghwa x Seohyun.

definisi jodoh
Membaca
Saya memiliki sejarah cukup panjang dengan kegiatan membaca.
Sejak SD, saya sudah sering membaca berbagai buku/novel sastra lama. Saya bahkan memiliki catatan buku apa saja yang sudah dibaca waktu zaman ingus sering muncul itu. Pada waktu-waktu selanjutnya, karena keterbatasan buku-buku sastra lama yang bisa saya akses, saya lebih banyak membaca tulisan-tulisan kontemporer.

Kebetulan, saya tidak pandang cover dalam memilih bacaan. Saya suka sekali membaca.

Kegiatan Saya
Berikut postingan di blog ini yang berkaitan dengan aspek personal saya yang berhubungan dengan kegiatan membaca:
(belum ada)


<3