Friday 11 September 2015

[Review] Girls in The Dark by Akiyashi Rikako



Judul                : Girls in The Dark
Penulis             : Akiyashi Rikako
Penerbit           : Penerbit Haru
Tahun Terbit     : 2014
Harga              : Rp. 56.000,-
Cetakan           : Pertama
Spesifikasi        : 19 cm, 279 halaman
Jumlah Bab      : 8 (delapan)
Durasi Baca      : 30 Agustus 2015
Kepemilikkan    : Milik Sendiri (pemberian @faikaunsulangi)
Rate                  : 4.75 of 5 ^^
.
.
Sinopsis;


Apa yang ingin disampaikan oleh gadis itu?
Gadis itu mati.
Ketua Klub Sastra, Shiraishi Itsumi, mati. Di tangannya ada setangkai bunga lili.
Pembunuhan? Bunuh diri?
Tidak ada yang tahu.
Satu dari enam gadis anggota Klub Sastra digosipkan sebagai pembunuh gadis cantik berkarisma itu.
Seminggu sesudahnya, Klub Sastra mengadakan pertemuan. Mereka ingin mengenang mantan ketua mereka dengan sebuah cerita pendek. Namun ternyata, cerita pendek yang mereka buat adalah analisis masing-masing tentang siapa pembunuh yang sebenarnya. Keenam gadis itu bergantian membaca analisis mereka, tapi …
Kau … pernah berpikir ingin membunuh seseorang?


.
.
Novel ini dibuka dengan penjelasan mengenai peraturan pertemuan Klub Sastra oleh Samikawa Sayuri, ketua klub yang baru. Pertemuan Klub Sastra kali ini spesial. Selain mengadakan Yami-Nabe, pertemuan kali ini juga mengharuskan setiap anggotanya untuk membuat sebuah cerita pendek dengan tema kematian ketua Klub Sastra mereka yang sebelumnya, Shiraishi Itsumi.

Dalam kegelapan, setiap anggota bergantian membaca naskahnya. Dimulai dari Nitani Mirei, anak kelas 1 yang mendapatkan beasiswa dari sekolah elit ini sekaligus menjadi guru privat adiknya Itsumi. Lalu berlanjut pada Kominami Akane, kelas 2, yang merupakan anak dari pemilik restoran Jepang yang suka membuat kudapan ala Barat di dapur salon. Lalu, berlanjut pada Diana Detcheva, perempuan yang menjadi teman homestay-nya Itsumi di Bulgaria yang kemudian diundang Itsumi untuk belajar di sekolahnya sebagai siswi pertukaran pelajar. Kemudian berlanjut pada pembacaan naskah milik Koga Sonoko, siswi pintar yang selalu berpikir rasional. Lalu, pembacaan naskah oleh Takaoka Shiyo, seorang penulis yang dengan karyanya mendapatkan penghargaan dan perhatian dari publik. Dan terakhir, pembacaan naskah dari sang ketua baru, Samikawa Sayuri, yang merupakan teman Itsumi sejak kecil.

Masing-masing naskah menceritakan sudut pandang si penulis terhadap Itsumi dan juga terhadap alasan kematiannya. Setiap naskah bersinggungan satu sama yang lain, mencoba menganalisis siapa pembunuh Itsumi yang sebenarnya. Tapi, masing-masing naskah tersebut menuduh orang yang berbeda, menyajikan cerita yang berbeda.

Lalu, siapakah yang sebenarnya membunuh Itsumi?
.
.

 Alice pun harus membunuh Ratu Hati untuk mendapatkan wonderland, kan? (p.222)

.



Baca selengkapnya pada Buku Girls in The Dark karya Akiyoshi Rikako ini! ^^



Sesungguhnya ini pertama kali saya membaca novel terjemahan dari Jepang. Biasanya, saya membaca novel terjemahan dari Amerika Serikat. Pengalaman membaca karya terjemahan dari negeri sakura dengan membaca novel ini sangatlah berkesan dan menyenangkan :”)

Pertama, mungkin saya akan membahas dari cover terlebih dahulu. Pertama kali buku ini dirilis oleh Penerbit Haru, saya sangat sangat sangat tertarik untuk membelinya. Cover-nya yang simpel namun memberikan kesan misterius dan seram ini membuat saya langsung bertanya-tanya apakah jalan ceritanya? Siapa tokoh pada cover tersebut? Kenapa matanya begitu kosong dan menakutkan? Bagi saya, cover ini sangat berhasil membuat pembaca tertarik dengan isi bukunya. (—sekaligus membuat saya merinding acapkali melihatnya di rak buku hehehe)

Kedua, terjemahan pada karya ini saya rasa cukup baik. Tidak kaku sama sekali. Penerjemah berhasil menyampaikan poin-poin yang dimaksudkan penulis dengan baik sehingga pembaca pun bisa menikmati karya ini. Terima kasih kak Andry Setiawan! :”)

Ketiga, novel ini menggunakan gaya bercerita yang begitu unik. Dengan cerpen yang dibuat setiap anggota, pembaca diajak untuk mengenal setiap tokoh, utamanya Itsumi sendiri. Setiap cerpen yang dibuat menggunakan sudut pandang pertama atau 'aku' sehingga menonjolkan karakter penulisnya dan pembaca bisa mengenal masing-masing tokoh dengan baik. Dengan gaya bercerita yang berupaya menyelami pandangan setiap tokoh lewat cerpen yang dibuatnya, pembaca dibawa untuk menyelami suatu peristiwa dengan berbagai pandangan. Karena pandangan setiap tokoh terhadap suatu peristiwa berbeda, inilah yang menjadi daya tarik dari novel ini. Pembaca dibawa untuk menebak-nebak sudut pandang manakah yang benar, apa yang sebenarnya terjadi, dan siapakah pembunuh Itsumi? Sampai saat terakhir, pertanyaan-pertanyaan ini tetap bergentayangan di kepala saya hehe :”

Lalu, dari cerpen yang ada, saya pribadi suka dengan cerpen yang dibuat oleh Kominami Akane. Akane yang suka memasak menurut saya sangat digambarkan dengan baik oleh penulis. Terlihat dari berbagai macam resep dan makanan yang disebutkan, hal-hal kecil tersebut membawa pembaca untuk masuk ke dalam dunia memasak Akane. Saya jadi ingin mengunjungi dapur salon ini dan mencicipi kudapan yang dibuat Akane! : )

Keempat, saya suka bagaimana penulis membangun suasana—baik latar tempat, waktu, maupun feel. Novel ini mengambil setting di sekolah katolik putri yang elit. Sepanjang membaca novel ini, pembaca bisa merasakan kemegahan sekolah dan salon tempat berkumpul klub sastra, bagaimana keadaan sosial dari sebuah sekolah elit serta kegiatan-kegiatan para siswinya dll. Penulis novel ini sangat detail :”) terlihat dari bagaimana riset yang dilakukan penulis terhadap buku-buku sastra, resep-resep mewah, serta hingga bagaimana keadaan negara Bulgaria! Saya salut pada Akiyoshi-sensei! :”)

Kelima, plot novel ini sangat-sangat-sangat nge-twist. Pokoknya, ketika saya membaca novel ini sampai akhir, saya hanya bisa ternganga dengan ending-nya. 

Pertama kali saya membaca novel ini (September 2014), saya sampai benar-benar tak habis pikir plot ceritanya akan seperti ini :”) lalu, ketika saya membaca untuk kedua kalinya (30 Agustus kemarin), saya malah menemukan satu kalimat penting yang waktu itu luput saya baca :”) pada akhirnya, setelah membaca untuk kedua kalinya dan menemukan fakta baru, saya semakin suka dengan pelintiran cerita yang dibuat Akiyoshi-sensei. Sama sekali tidak tertebak :”)
 
Saya kira, dibalik kelebihan-kelebihan novel ini, tentunya tidak lepas dari kekurangan. Menurut saya pribadi, ending cerita ini masihlah menggantung ;;;;;;;;;;;;; setelah selesai membaca dua kali pun saya tetap bertanya-tanya apakah terjadi pada tokoh-tokohnya ;;;;; saya kira karya ini akan menjadi sempurna bila ditambahkan satu atau dua kalimat yang menegaskan apa yang sebenarnya terjadi pada karakter-karakternya :”) (dia semacam masih penasaran begitu)
(oh ya, dan applause buat editor penerbit Haru yang luar biasa, sepanjang novel ini saya tidak menemukan typo :”) well done!)
.
.
.
Baiklah, sekian review novel Girls in The Dark dari saya!
Tertarik untuk membaca novelnya? HARUS BANGET BACAAA! :”)))))
Sudah membacanya? Yuk, kita FANGIRLING-an! :”)))))))))))
.
.
.

Paling tidak, aku ingin jadi tokoh utama selama ada di sekolah ini.

Harus aku.

Harus aku yang paling bercahaya. (p.236)

.
.

Me gif:

this
.
.
.
.
Fangirl Box: Open to Fangirl with Me! :
.
.
.
Omoooooooo!
Novel ini yaaaa :” sejak pertama aku lihat cover-nya, saya tahu, ada sesuatu yang menarik dari novel ini. Dan setelah baca, intuisi aku benar!
Novel ini keren banget astaga ;;;;;;;
Aku rasa aku bisa nangis karena aku suka sekali bagaimana penulis bisa menghadirkan plot twist yang tak terduga, cara bercerita yang unik, tokoh yang ‘hidup’ dan khas pada satu cerita yang utuh.
Iri banget astagaaa! akiyoshi-sensei makan (?) apa sih sampai bisa nulis cerita se-well-detailed begini? ;;;;;;;
.
Selama membaca aku bisa ngebayangin bagaimana megahnya sekolah SMA Santa Maria dan salon klub sastra, gimana berkelasnya siswi-siswi disana, asa berasa bisa lihat langsung, gitu :”
Terus ya terus itu ending-nyaaaaa masya Allah ;;;;;;;;
Hipotesis aku nggaada yang bener, lah ;;;;;;;

Hebat benar cara akiyoshi-sensei mempermainkan (?) pemikiranku. Awalnya curiga sama si anu (?), terus baca cerpen yang lain jadi goyah dan pindah (?) mencurigai si anu (?) eh taunya di akhir aku cuman bisa ketawa garing karena tebakanku gaada yang bener :’)
(PLOT TWIST)
(KETIKA DIRI INI BACA ULANG BUAT BIKIN REVIEW, DIRI INI MALAH NEMU PLOT TWIST LAGI)
(KETAWA GARING LAGI)
.
(Kan jadi semacam INI TEH NOVEL MACAM APA YANG TIAP DIBACA MENYUGUHKAN PLOT TWIST YANG BARU?)
.
.
Pokoknya diri ini sukses dibuat speechless sama novel ini. Dan ketika penerbit haru mau nerbitin novel Akiyoshi-sensei yang lain.

ME:

BRING IT ON!


0 comments:

Post a Comment